Iklan

Wednesday, May 28, 2025, May 28, 2025 WIB
Last Updated 2025-05-28T15:45:24Z
Healthoftalmologioperasi lasikperawatan mata

Apakah Hasil Operasi Lasik Bersifat Permanen? Inilah Fakta Yang Harus Anda Ketahui



LANGGAMPOS.COM - Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK) telah dipromosikan sebagai revolusi dalam dunia oftalmologi, menjanjikan kebebasan dari ketergantungan kacamata dan lensa kontak. 

Namun, sejauh mana klaim tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah?

Mekanisme LASIK
LASIK merupakan prosedur bedah refraktif yang menggunakan teknologi laser untuk memodifikasi kelengkungan kornea. 

Prosedur ini dirancang untuk mengoreksi tiga jenis kelainan refraksi utama: miopia (rabun jauh), hiperopia (rabun dekat), dan astigmatisme (kelainan bentuk kornea yang menyebabkan distorsi penglihatan).

Mekanisme kerja LASIK melibatkan pembentukan flap kornea superfisial, diikuti dengan ablasi jaringan kornea menggunakan laser excimer untuk mengubah daya bias mata secara permanen. 

Meskipun prosedur LASIK relatif singkat (10-20 menit per mata), pasien perlu memahami bahwa ini adalah intervensi bedah invasif dengan konsekuensi ireversibel. 

Selain itu, terdapat juga beberapa prosedur lainnya meliputi: aplikasi anestesi topikal, pembentukan flap kornea menggunakan mikrokeratom atau laser femtosecond, ablasi jaringan kornea dengan laser excimer berdasarkan perhitungan refraktif, dan yang terakhir yaitu reposisi flap tanpa sutura.

Apakah Hasilnya Permanen?

Klaim "permanen" dalam marketing LASIK memerlukan evaluasi kritis. Data menunjukkan bahwa 35% pasien memerlukan retreatment dalam 10 tahun, sementara 10% mengalami perubahan penglihatan terkait usia dalam 12 tahun. 

Fakta ini mengindikasikan bahwa LASIK tidak menghentikan proses degeneratif alami mata, khususnya presbyopia yang terjadi setelah usia 40 tahun. 

Oleh karena itu, meskipun prosedur ini dapat memberikan hasil yang sangat baik dalam jangka pendek hingga menengah, hasil yang benar-benar permanen masih tergantung pada faktor-faktor individu seperti usia dan kesehatan mata.

Pertimbangan Biaya dan Aksesibilitas

Dengan biaya rata-rata sekitar 65 juta rupiah dan minimnya dukungan asuransi karena klasifikasi sebagai prosedur elektif, LASIK menciptakan disparitas aksesibilitas. 

Pasien harus mengevaluasi cost-benefit ratio jangka panjang, mengingat kemungkinan biaya tambahan untuk enhancement procedures. 

Karena biaya yang tidak sedikit dan tidak adanya jaminan bahwa hasilnya akan bertahan selamanya, banyak pasien yang akhirnya berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan. 

Di sisi lain, teknologi terbaru dalam LASIK yang terus berkembang dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan, tetapi biaya yang terkait tetap menjadi kendala besar bagi sebagian besar orang.

Kriteria Esensial

Pemilihan dokter bedah yang tepat sangat penting dalam prosedur LASIK. Evaluasi komprehensif terhadap kredensial, volume kasus, success rate, dan transparansi mengenai komplikasi sangat diperlukan. 

Pasien harus waspada terhadap praktek yang menawarkan harga sangat rendah, karena hal ini dapat mengindikasikan kompromi terhadap standar keamanan atau kualitas peralatan. 

Prosedur LASIK yang tidak dilakukan dengan tepat dapat mengakibatkan komplikasi serius, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien dalam jangka panjang.

Risiko dan Komplikasi

Komplikasi LASIK meliputi sindrom mata kering persisten, aberasi visual nokturnal, astigmatisme iatrogenik, dan dalam kasus ekstrem, kehilangan penglihatan. 

Pasien harus memahami bahwa komplikasi ini dapat bersifat permanen dan signifikan mempengaruhi kualitas hidup. 

Sebelum menjalani prosedur, pasien perlu menjalani pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan bahwa mereka merupakan kandidat yang tepat, serta memahami dengan jelas segala risiko yang mungkin terjadi.

Kesimpulan

LASIK merupakan teknologi yang valid namun bukan solusi universal untuk semua masalah refraktif. 

Keputusan untuk menjalani prosedur ini memerlukan evaluasi menyeluruh terhadap faktor risiko individual. 

Penting juga untuk ber-ekspektasi realistis mengenai hasil jangka panjang dan konsultasi dengan oftalmolog yang kompeten dan objektif. 

Dengan pemahaman yang matang tentang prosedur ini, pasien dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan memilih tindakan terbaik untuk kesehatan mata mereka.

(*)
Advertisement
close