Iklan

Monday, December 8, 2025, 10:21 AM WIB
Last Updated 2025-12-08T03:21:51Z
Economy

Rupiah Melemah di Awal Pekan Dipengaruhi Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Rupiah Melemah di Awal Pekan Dipengaruhi Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

  • Rupiah dibuka melemah ke level Rp16.640 per dolar AS pada awal pekan.
  • Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin menguat hingga 88,4%.
  • Data tenaga kerja dan inflasi PCE AS memperkuat tekanan terhadap dolar AS di pasar global.

LANGGAMPOS.COM - Nilai tukar rupiah melemah, kurs rupiah hari ini, rupiah terhadap dolar AS, rupiah dibuka melemah, dan nilai tukar rupiah terbaru kembali menjadi sorotan pasar pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (8/12/2025). 

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka terdepresiasi 0,03% ke level Rp16.640 per dolar AS, setelah sebelumnya pada perdagangan Jumat 5 Desember 2025 sempat menguat tipis 0,03% di posisi Rp16.635 per dolar AS.

Indeks dolar AS atau DXY yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia turut menunjukkan pelemahan. 

Pada pukul 09.00 WIB, DXY terkoreksi 0,09% ke level 98,900. Pergerakan ini menjadi salah satu sinyal bahwa tekanan terhadap dolar mulai meningkat di tengah sentimen global yang masih sensitif terhadap prospek kebijakan moneter Amerika Serikat.

Perdagangan rupiah hari ini diperkirakan masih dipengaruhi oleh faktor eksternal. Pelaku pasar global tengah menantikan keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan dalam rapat FOMC pada 9–10 Desember atau Jumat dini hari waktu Indonesia. Ekspektasi mengenai arah kebijakan moneter AS ini menjadi penentu utama dinamika pasar valas, termasuk rupiah.

Mengacu pada CME FedWatch Tool, pelaku pasar kini memproyeksikan peluang hingga 88,4% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 3,50%–3,75% pada pertemuan mendatang. Proyeksi ini semakin menguat seiring munculnya sinyal pelemahan dalam perekonomian AS.

Data ekonomi AS pekan lalu memperlihatkan retakan pada pasar tenaga kerja. Laporan dari ADP serta Challenger, Gray & Christmas menunjukkan peningkatan pemutusan hubungan kerja dan kehilangan pekerjaan yang tidak terduga. Kondisi tersebut menambah keyakinan investor bahwa pemangkasan suku bunga dari kisaran 3,75%–4,00% menuju target baru 3,50%–3,75% hampir pasti terjadi.

Sinyal dovish The Fed juga diperkuat oleh rilis data Personal Consumption Expenditures (PCE), indikator inflasi acuan bank sentral AS, yang melandai pada September. Inflasi yang melemah memberikan ruang lebih besar bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Dengan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga, dolar AS berpotensi kembali mendapat tekanan di pasar global. Pelaku pasar mulai mengurangi kepemilikan aset berdenominasi dolar dan beralih ke aset berisiko, termasuk ke emerging markets seperti rupiah.

Kondisi pasar hari ini menunjukkan bahwa arah kebijakan The Fed menjadi faktor dominan bagi pergerakan rupiah, sementara investor terus mencermati setiap data ekonomi AS sebagai acuan langkah investasi mereka di pasar keuangan.


(*)


Tag Keyword SEO: 

rupiah melemah, rupiah hari ini, kurs rupiah, nilai tukar rupiah, dolar AS, indeks dolar, DXY, The Fed, FOMC, suku bunga The Fed, CME FedWatch Tool, pasar tenaga kerja AS, inflasi PCE, ekonomi Amerika Serikat, pasar valas, rupiah terhadap dolar AS

Advertisement