- Pakar keuangan menilai menimbun uang tunai di rekening berisiko tergerus inflasi dan rawan kejahatan.
- Rekening tabungan dinilai tidak seaman kartu kredit jika terjadi pembobolan.
- Dana darurat tetap penting, namun sebaiknya disimpan terpisah dari rekening harian.
LANGGAMPOS.COM - Istilah cash is king kerap menjadi pegangan masyarakat saat ekonomi global diliputi ketidakpastian, namun pakar keuangan justru mengingatkan bahaya menimbun uang terlalu banyak di rekening tabungan karena berpotensi merugikan secara finansial.
Dalam situasi ekonomi yang fluktuatif, banyak orang memilih menyimpan uang tunai atau dana likuid agar mudah digunakan kapan saja.
Namun, perencana keuangan menilai kebiasaan tersebut tidak selalu bijak jika dilakukan berlebihan. Nilai uang yang mengendap terlalu lama di rekening bisa tergerus inflasi, bahkan berisiko hilang akibat kesalahan transaksi atau kejahatan siber.
Jessica Goedtel, perencana keuangan bersertifikat yang berbasis di Pennsylvania, menegaskan bahwa rekening tabungan memiliki tingkat perlindungan yang lebih rendah dibandingkan kartu kredit.
Jessica Goedtel, perencana keuangan bersertifikat yang berbasis di Pennsylvania, menegaskan bahwa rekening tabungan memiliki tingkat perlindungan yang lebih rendah dibandingkan kartu kredit.
“Rekening tabungan sering kali tidak memiliki perlindungan seperti kartu kredit,” ucap Jessica Goedtel, perencana keuangan bersertifikat di Pennsylvania, dilansir CNBC Make It, dikutip Minggu (21/12/2025).
Menurutnya, ketika rekening dibobol, proses pengembalian dana tidak selalu mudah dan membutuhkan waktu. Kondisi tersebut membuat pemilik rekening berisiko menanggung kerugian lebih besar jika menyimpan dana berlebihan dalam satu akun.
Pandangan serupa disampaikan Gregory Guenther, konselor perencanaan pensiun berizin asal New Jersey.
Menurutnya, ketika rekening dibobol, proses pengembalian dana tidak selalu mudah dan membutuhkan waktu. Kondisi tersebut membuat pemilik rekening berisiko menanggung kerugian lebih besar jika menyimpan dana berlebihan dalam satu akun.
Pandangan serupa disampaikan Gregory Guenther, konselor perencanaan pensiun berizin asal New Jersey.
Ia menyarankan agar saldo rekening harian hanya diisi secukupnya untuk kebutuhan jangka sangat pendek, seperti membayar tagihan satu atau dua minggu.
“Jika terlalu sedikit, Anda akan merasa cemas tentang setiap gesekan; tapi jika terlalu banyak, Anda akan kehilangan pertumbuhan dalam akun dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Titik yang tepat bersifat pribadi, tetapi itu akan membuat Anda hidup tanpa harus memeriksa ulang saldo Anda sebelum membeli bahan makanan,” tegas Gregory.
Gregory menjelaskan, saldo kas yang terlalu besar membuat pemilik dana kehilangan peluang pertumbuhan dari instrumen keuangan lain yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Sebaliknya, saldo yang terlalu kecil juga dapat memicu stres dalam mengelola pengeluaran harian.
Meski demikian, menjaga saldo minimum tetap diperlukan agar nasabah terhindar dari biaya administrasi bank. Namun, pakar menekankan bahwa rekening harian tidak dapat disamakan fungsinya sebagai dana darurat.
Dana darurat diperuntukkan bagi kebutuhan besar dan mendesak, seperti biaya pengobatan mendadak atau kehilangan sumber penghasilan.
“Jika terlalu sedikit, Anda akan merasa cemas tentang setiap gesekan; tapi jika terlalu banyak, Anda akan kehilangan pertumbuhan dalam akun dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Titik yang tepat bersifat pribadi, tetapi itu akan membuat Anda hidup tanpa harus memeriksa ulang saldo Anda sebelum membeli bahan makanan,” tegas Gregory.
Gregory menjelaskan, saldo kas yang terlalu besar membuat pemilik dana kehilangan peluang pertumbuhan dari instrumen keuangan lain yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Sebaliknya, saldo yang terlalu kecil juga dapat memicu stres dalam mengelola pengeluaran harian.
Meski demikian, menjaga saldo minimum tetap diperlukan agar nasabah terhindar dari biaya administrasi bank. Namun, pakar menekankan bahwa rekening harian tidak dapat disamakan fungsinya sebagai dana darurat.
Dana darurat diperuntukkan bagi kebutuhan besar dan mendesak, seperti biaya pengobatan mendadak atau kehilangan sumber penghasilan.
Perencana keuangan umumnya menyarankan dana darurat setara tiga hingga enam bulan pengeluaran rutin yang disimpan terpisah di rekening khusus berbunga tinggi agar mudah diakses saat dibutuhkan tanpa mengganggu keuangan harian.
(*)

