Iklan

Tuesday, June 10, 2025, June 10, 2025 WIB
Last Updated 2025-06-10T11:31:15Z
anak mudahedonisLifestyle

Ketika Kesenangan Jadi Prioritas: Fenomena Gaya Hidup Hedonis di Kalangan Anak Muda

illustrasi-hedonisme-belanja-online


LANGAMPOS.COM - Pernahkah Anda melihat teman yang selalu nongkrong di kafe hits sambil pamer foto di Instagram? Atau mungkin Anda sendiri yang merasa harus beli barang terbaru karena takut ketinggalan tren? Inilah gambaran nyata dari gaya hidup hedonis yang semakin marak di kalangan anak muda Indonesia. 

Fenomena ini bukan sekadar tren biasa, tapi sudah menjadi bagian dari budaya konsumtif yang perlu kita pahami lebih dalam.

Gaya hidup hedonis pada dasarnya adalah pola hidup yang mengutamakan kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan utama. 

Di era digital seperti sekarang, budaya ini semakin diperkuat oleh media sosial, terutama TikTok dan Instagram. Platform-platform ini seolah menjadi panggung bagi remaja untuk memamerkan gaya hidup mewah mereka. 

Mulai dari fashion yang selalu mengikuti tren, gadget terbaru, hingga kunjungan ke tempat-tempat viral, semuanya jadi bahan konten untuk mendapat pengakuan dari lingkungan sosial.

Yang menarik adalah bagaimana fenomena FOMO (Fear of Missing Out) berperan besar dalam mendorong gaya hidup ini. 

Remaja merasa cemas dan takut ketinggalan tren yang sedang ramai di media sosial. Mereka merasa perlu mengonsumsi produk yang sedang populer, meniru gaya hidup yang sedang happening, dan merasakan pengalaman yang sama dengan influencer atau teman-temannya. Inilah yang kemudian memicu perilaku konsumtif berlebihan.

Faktor pendorong gaya hidup hedonis ini sebenarnya cukup kompleks. Dari sisi internal, hasrat dalam diri remaja untuk selalu mendapat hal baru dan standar hidup yang tinggi menjadi pemicu utama. 

Sementara dari faktor eksternal, lingkungan keluarga yang berkecukupan dan pergaulan dengan kelompok yang menganut gaya hidup serupa turut memperkuat pola perilaku ini.

Dampak dari gaya hidup hedonis ini ternyata tidak main-main. Secara psikologis, remaja cenderung menjadi individualis dan menganggap diri mereka lebih penting dari orang lain. Mereka juga rentan mengalami kecemasan dan depresi ketika tidak bisa memenuhi standar gaya hidup yang mereka inginkan. 

Dari segi finansial, pola hidup boros dan tidak bisa menyimpan uang untuk keperluan penting menjadi masalah serius. Banyak remaja yang terjebak dalam pola konsumtif, membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan hanya untuk memenuhi tuntutan pergaulan.

Namun, bukan berarti kita harus menghindari kesenangan sama sekali. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan. Remaja perlu belajar membedakan antara hedonisme yang sehat dengan yang berbahaya. 

Menikmati hidup boleh saja, asal tidak melupakan tanggung jawab dan nilai-nilai positif. Yang penting adalah tidak sampai merugikan diri sendiri atau orang lain, serta tetap memprioritaskan hubungan interpersonal yang sehat.

Gaya hidup hedonis di kalangan anak muda memang fenomena yang kompleks dan dipengaruhi berbagai faktor. Media sosial dan teknologi telah mengubah cara remaja memandang kebahagiaan dan kesuksesan. 

Meskipun mencari kesenangan adalah hal yang wajar dalam masa remaja, penting bagi kita semua untuk memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari materi atau pengakuan di media sosial. 

Keseimbangan antara menikmati hidup dan mempertahankan nilai-nilai positif adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan bertanggung jawab.

(*)
Advertisement
close