Iklan

Friday, November 14, 2025, 8:10 PM WIB
Last Updated 2025-11-14T13:10:13Z
News

Kepercayaan Investor Asing ke Indonesia Makin Menguat di 2025

Kepercayaan Investor Asing ke Indonesia Makin Menguat di 2025



LANGGAMPOS.COM - Kepercayaan investor terhadap Indonesia pada 2025 terus menguat, ditopang stabilitas rupiah, pertumbuhan manufaktur, hingga percepatan investasi asing langsung. Keyword ekonomi Indonesia 2025, stabilitas rupiah, FDI, dan hilirisasi menjadi pusat perhatian pelaku pasar global.

Global Chief Economist Juwai IQI, Shan Saeed, menyebut Indonesia kini menjadi “standout performer” di Asia Tenggara. Ia menilai fondasi makro yang kuat membuat persepsi investor internasional semakin positif.

"Yang paling menentukan, kepercayaan investor terus menguat. Kombinasi stabilitas rupiah, disiplin makro, kapasitas manufaktur yang mengembang, serta rezim investasi yang kredibel menempatkan Indonesia sebagai standout performer di Asia Tenggara," kata Saeed dalam keterangan tertulis, Jumat (14/11).

Sepanjang 2025, Foreign Direct Investment (FDI) diprediksi mencapai USD 52–57 miliar, seiring besarnya komitmen investasi di hilirisasi mineral, baterai kendaraan listrik, petrokimia, pusat data, dan manufaktur berat.

"Sektor manufaktur menyumbang 38 persen-42 persen dari total FDI. Tanda pergeseran struktural Indonesia ke orbit industri bernilai tambah tinggi," ujarnya.

Menurut Saeed, manufaktur tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Output industri tumbuh 4,5–5,5 persen, diperkuat oleh lonjakan impor barang modal, pembukaan kawasan industri baru, dan diversifikasi rantai pasok dari Asia Timur.

Hilirisasi nikel, tembaga, dan bauksit juga dinilai memperkuat ekspor bernilai tambah serta membangun fondasi industrialisasi jangka panjang.

"Pasar keuangan memperkuat narasi ini. IHSG mendapatkan dukungan arus masuk investor asing, ditopang oleh kinerja emiten yang solid dan likuiditas domestik yang tangguh. Cadangan devisa tetap tinggi, USD 140-145 miliar, memberikan bantalan kuat terhadap risiko eksternal," katanya.

Saeed menyebut Indonesia memasuki 2025 dengan salah satu fondasi makroekonomi terkuat di kawasan, didorong ‘Doktrin Stabilitas Makroekonomi Presiden Prabowo Subianto’—kombinasi disiplin fiskal, kendali inflasi, dan ekspansi industri jangka panjang.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di kisaran 5,0 persen-5,8 persen, menempatkan Indonesia sebagai salah satu ekonomi dengan kinerja terbaik di Asia," tuturnya.

Menurutnya, “Doktrin Stabilitas Makro Prabowo” bukan slogan, melainkan arsitektur strategis yang mulai mengubah lintasan ekonomi Indonesia.

"Memperkuat fundamental, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memposisikan Indonesia sebagai kekuatan industri baru di Asia," pungkas dia.


(*)
Advertisement