Iklan

Thursday, November 13, 2025, 8:26 PM WIB
Last Updated 2025-11-13T13:26:00Z
News

Produksi Batu Bara Nasional Diproyeksikan Turun Tajam pada 2025, ESDM: Selisih Hampir 100 Juta Ton

Produksi Batu Bara Nasional Diproyeksikan Turun Tajam pada 2025, ESDM: Selisih Hampir 100 Juta Ton
Produksi Batu Bara Nasional Diproyeksikan Turun Tajam pada 2025


LANGGAMPOS.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan produksi batu bara nasional 2025 akan turun signifikan dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Tren ini disebut sebagai konsekuensi dari kebijakan pengendalian produksi dan penyesuaian kebutuhan pasar global yang melambat.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyebutkan bahwa hingga akhir 2025, produksi batu bara Indonesia diperkirakan hanya mencapai sekitar 750 juta ton, atau turun hampir 100 juta ton dari realisasi 2024 yang menembus 836 juta ton.

“Realisasi sampai akhir tahun diperkirakan sekitar 750-an juta ton. Jadi kalau dibandingkan dengan tahun kemarin, turun sekitar, ya, hampir 100 juta ton. Tahun kemarin kan paling gede 836 juta ton,” ujar Tri Winarno di Gedung DPR RI, Kamis (13/11/2025).

Pada 2024, produksi batu bara RI mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan total 836 juta ton, naik dari 2023 yang sebesar 775 juta ton. Angka tersebut bahkan melampaui target produksi 2024 yang hanya 710 juta ton, atau setara 117 persen dari target nasional.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan, dari total produksi batu bara 2024 itu, sekitar 555 juta ton diekspor ke berbagai negara, sedangkan 233 juta ton dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri, dan 48 juta ton sisanya dijadikan stok nasional.

“Sekadar info, total pemakaian batu bara dunia sekitar 8 miliar ton sampai 8,5 miliar ton, tetapi yang beredar di pasar batu bara itu kurang lebih 1 miliar sampai 1,5 miliar ton,” kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/2/2025).

“Jadi batu bara kita ini betul-betul berdampak sistemik kalau kita kebijakan pengetatan ekspor. Sekarang belum, kalau harga diteken terus kita bisa lakukan lain,” ujarnya.

Data ESDM menunjukkan, pada 2023 Indonesia memproduksi 775 juta ton batu bara, dengan 518 juta ton untuk ekspor, 213 juta ton untuk kebutuhan domestik, dan 44 juta ton disimpan sebagai stok.

Penurunan proyeksi produksi pada 2025 menandai perubahan arah kebijakan energi nasional yang lebih berhati-hati. Pemerintah berupaya menyeimbangkan ekspor batu bara dengan pasokan dalam negeri, di tengah dinamika harga energi global dan dorongan transisi menuju energi hijau.


(*)
Advertisement