Iklan

Wednesday, December 24, 2025, 11:11 PM WIB
Last Updated 2025-12-24T16:11:12Z
Crypto

Dominasi Bitcoin Menguat, Wintermute Nilai Musim Altcoin Telah Berakhir

Dominasi Bitcoin Menguat, Wintermute Nilai Musim Altcoin Telah Berakhir


  • Wintermute menilai rotasi investor ritel ke Bitcoin dan Ethereum menandai berakhirnya musim altcoin
  • Tekanan pasokan, jadwal token unlock, dan likuiditas tipis menekan kinerja altcoin
  • Arus institusi masih menopang aset utama meski ETF Bitcoin dan Ethereum mencatat arus keluar


LANGGAMPOS.COM - Dominasi Bitcoin yang terus menguat di tengah konsolidasi pasar kripto menjelang akhir tahun membuat prospek musim altcoin kian suram, setelah Wintermute memperingatkan bahwa rotasi investor ritel kembali ke aset utama seperti Bitcoin dan Ethereum menandai berakhirnya reli altcoin yang selama ini dinanti pasar.

Wintermute, perusahaan market maker kripto global, dalam pembaruan pasar terbarunya mengungkapkan bahwa investor ritel mulai meninggalkan altcoin dan kembali memusatkan portofolio pada Bitcoin dan Ethereum. Pergeseran ini terjadi saat dominasi Bitcoin terus menanjak, sementara altcoin terjebak tekanan pasokan besar dan jadwal pembukaan token yang agresif. Kondisi tersebut dinilai menghambat terbentuknya reli lanjutan di luar aset berkapitalisasi besar.

Apa yang terjadi di pasar kripto tercermin dari pergerakan harga dalam 24 jam terakhir. Bitcoin terkoreksi 1,12 persen ke bawah level US$87.000, sedangkan Ethereum melemah 1,5 persen mendekati US$3.000. Sejumlah altcoin mengalami penurunan lebih tajam, terutama sektor NFT yang tertekan lebih dari 9 persen akibat lemahnya selera risiko jangka pendek.

Tekanan pasar sebenarnya sudah terlihat sejak awal pekan lalu. Bitcoin sempat jatuh di bawah US$85.000 pada pertengahan pekan, sementara Ethereum menembus ke bawah US$3.000. Likuidasi posisi leverage melonjak hingga sekitar US$600 juta pada Senin, disusul tambahan sekitar US$400 juta masing-masing pada Rabu dan Kamis. Kondisi pasar yang bergejolak memaksa banyak posisi keluar dalam waktu singkat.

Meski Bitcoin sempat pulih mendekati US$90.000 di akhir pekan, pergerakan harga masih terbatas. Data menunjukkan open interest kontrak perpetual Bitcoin turun sekitar US$3 miliar dan Ethereum berkurang US$2 miliar dalam semalam. Penurunan leverage ini memang meredakan tekanan jangka pendek, namun membuat pasar tetap rentan terhadap pergerakan tajam di tengah likuiditas yang menipis menjelang libur Natal.

Wintermute mencatat bahwa arus beli agregat kembali mengalir ke aset utama, didukung oleh aliran dana institusi yang relatif konsisten sejak musim panas. Namun, perubahan paling mencolok justru datang dari investor ritel yang keluar dari altcoin dan kembali ke Bitcoin serta Ethereum. Pola ini sejalan dengan pandangan bahwa Bitcoin harus memimpin reli sebelum minat risiko dapat mengalir turun ke aset berkapitalisasi lebih kecil.

Dalam catatannya, Wintermute menyebut pasar masih bergerak tidak menentu karena likuiditas yang tipis dan banyak meja perdagangan diskresioner mulai mengurangi aktivitas menjelang akhir tahun. Tekanan turun memang kerap muncul secara tiba-tiba, tetapi cenderung cepat mereda karena leverage segera tersapu dan modal kembali terkonsentrasi pada aset paling likuid.

Faktor makro turut memperberat tekanan pada altcoin. Pendanaan dan basis pada aset utama relatif terkompresi selama fase penurunan, sementara pasar opsi masih mematok rentang pergerakan yang lebar dengan volatilitas tersirat yang tinggi. Analisis Galaxy Research bahkan menunjukkan bahwa jika disesuaikan inflasi menggunakan dolar AS tahun 2020, harga Bitcoin sebenarnya belum pernah menembus US$100.000 meski secara nominal mencetak rekor di atas US$126.000 pada Oktober. Alex Thorn, Kepala Riset Galaxy, menyebut harga Bitcoin dalam nilai dolar 2020 hanya mencapai puncak di US$99.848.

Di sisi lain, partisipasi keuangan tradisional masih memberi dukungan jangka menengah. Bitmine menambah 67.886 ETH senilai sekitar US$201 juta ke dalam kasnya, sehingga total pembelian Ethereum sepanjang Desember mendekati US$953 juta. Namun, arus dana ETF Bitcoin dan Ethereum justru berbalik negatif sejak awal November. Dalam empat hari terakhir, ETF Bitcoin mencatat arus keluar US$650,8 juta, dipimpin oleh ETF BlackRock IBIT yang mengalami arus keluar harian terbesar sebesar US$157 juta. ETF spot Ethereum juga mencatat arus keluar bersih US$95,52 juta tanpa satu pun ETF mencatat arus masuk.

Menatap ke depan, Farzam Ehsani, Co-founder dan CEO VALR, melihat dua skenario menuju 2026. Ia menilai penurunan saat ini bisa mencerminkan penempatan strategi pemain besar menjelang fase akumulasi baru, atau justru menjadi tanda reset pasar yang lebih dalam akibat tekanan makro dan kebijakan Federal Reserve. Sementara itu, David Schassler dari VanEck tetap mempertahankan pandangan konstruktif terhadap pasar kripto meski volatilitas dan pelemahan masih membayangi dalam jangka pendek.



(*)
Advertisement
close