Iklan

Tuesday, December 2, 2025, 11:52 PM WIB
Last Updated 2025-12-02T16:52:18Z
Crypto

Bitcoin Anjlok 7% dan Memicu “Desember Paling Menentukan”: Harga Terperangkap di Zona Kritis Menuju 2025

Bitcoin Anjlok 7% dan Memicu “Desember Paling Menentukan”: Harga Terperangkap di Zona Kritis Menuju 2025

  • Bitcoin memasuki periode paling menentukan sepanjang tahun dengan volatilitas tajam dan sederet katalis makro besar.
  • Analis memperingatkan satu pekan di Desember dapat mengarahkan BTC ke $50.000 atau justru $250.000 lebih pada 2026.
  • Zona teknikal $90.000 menjadi pertarungan utama yang berpotensi menentukan arah harga Bitcoin untuk sisa bulan ini.


LANGGAMPOS.COM -
Bitcoin kembali digulung volatilitas. Harga aset kripto terbesar itu sempat terperosok 7 persen ke $83.800 sebelum memantul ke atas $86.000. Pergerakan liar ini muncul tepat ketika rangkaian katalis besar Desember mulai menutup jarak. ETF, kebijakan bank sentral, hingga data ekonomi akan saling berkelindan dalam dua pekan paling menentukan bagi harga Bitcoin.

Pada paragraf awal laporan crypto news, disebutkan bahwa volatilitas pekan pertama Desember dinilai dapat menjadi titik balik penting arah harga menuju 2025. Anjlok dan pulihnya Bitcoin dalam hitungan jam membuat banyak analis bersiap menghadapi periode yang disebut sebagai fase paling berpengaruh tahun ini.

Desember bukan sekadar bulan penutup. Ia menjelma menjadi panggung tempat data makro, sentimen investor, dan keputusan bank sentral bertemu di satu titik. Dorongan dan tekanan yang muncul bersamaan membuat pergerakan Bitcoin tak lagi sekadar reaksi pasar, melainkan cerminan ketegangan global.

Crypto Bull menyebut rentang ini sebagai “the most important weeks of the entire 2025 for Bitcoin.” Ia menyoroti rencana persetujuan derivatif ETF pada 15–16 Desember, rilis data pekerjaan dan CPI dari 5–10 Desember, serta rapat FOMC pada 17 Desember yang memiliki peluang pemangkasan suku bunga hingga 75 persen. Tak ketinggalan, potensi kenaikan suku bunga Bank of Japan sehari setelahnya.

Ia bahkan memperingatkan: “one single week decides if we go to $50k or $250k+ in 2026.”

Dari sudut lain, Michaël van de Poppe dari MN Capital melihat ritme awal bulan yang biasanya cenderung bearish masih terasa. Ia menyebut pengetatan kuantitatif (QT) yang belum sepenuhnya terserap pasar, disertai risiko makro yang terus menumpuk.

Van de Poppe kembali menegaskan prioritas The Fed: “Labor > Inflation.” Ia menyebut lonjakan pengangguran dapat memicu ketakutan resesi sekaligus mempercepat transisi menuju QE. Menurutnya, berbagai risiko yang menghantui pasar ini kemungkinan akan “unfold in December.”

Pada grafik harga, Bitcoin kini bertahan di sekitar $90.000, bergerak dalam kanal menurun yang semakin mempertegas ketegangan teknikal. Pecahnya level ini ke bawah membuka risiko penurunan ke $80.000, bahkan $70.000—dua area yang sebelumnya menjadi lantai kuat dan berpotensi memantulkan harga bila diuji kembali.

Namun skenario sebaliknya tak kalah kuat. Jika BTC mampu mempertahankan level $90.000 lalu menembus garis tren atas di kisaran $92.000, peluang menuju $110.000 menganga lebar. Momentum yang berlanjut bisa menyeret harga ke $126.000.

Indikator RSI pun mulai mengangkat kepala dari zona jenuh-jual, pertanda momentum bullish perlahan hidup kembali.

Area perdagangan saat ini berubah menjadi gelanggang penentu. Breakout ke atas atau ke bawah hampir pasti mendikte arah Bitcoin untuk sisa Desember.

Farzam Ehsani, CEO VALR, menilai likuiditas pasar masih tipis dan rapuh. Namun, ia menambahkan bahwa pelemahan ke area $60.000–$70.000 justru berpotensi menggoda investor institusi dan menciptakan rebound kuat.

Semua mata kini tertuju pada volume dan konfirmasi. Pasar menahan napas, menunggu sisi mana yang akhirnya menang dan membawa Bitcoin memasuki tahun 2025 dengan arah baru.


(*)


Tag Keyword SEO:

bitcoin, harga bitcoin, crypto market, analisis bitcoin, btc forecast 2025, crypto news, etf bitcoin, fomc, cpi, fed, market volatility, michael van de poppe, crypto bull, farzam ehsani

Advertisement