langgampos.com - Ketua APINDO, Shinta Kamdani, menyoroti kebijakan perdagangan Donald Trump yang dinilai dapat memengaruhi stabilitas perdagangan internasional.
Salah satu kebijakan yang menjadi perhatian dunia usaha adalah tarif timbal balik (reciprocal tariff) yang direncanakan oleh Amerika Serikat.
Mengutip Liputan6.com, Shinta menyampaikan penerapan tarif tinggi oleh AS bukan hanya tantangan bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara lain yang memiliki surplus perdagangan dengan AS.
“Dunia usaha terus memantau dinamika kebijakan dagang AS dengan seksama karena kebijakan ini berpotensi membawa dampak signifikan terhadap stabilitas perdagangan internasional,” ujarnya.
APINDO menilai bahwa kebijakan ini harus ditangani secara terkoordinasi antara pemerintah dan pelaku usaha.
Oleh karena itu, organisasi ini aktif berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia, baik di dalam negeri maupun melalui perwakilan di AS, serta menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan, mitra usaha, hingga perwakilan pemerintah AS untuk merumuskan langkah-langkah strategis bagi eksportir Indonesia yang terdampak.
Strategi APINDO dalam Menyikapi Kebijakan AS
Untuk menghadapi tantangan ini, APINDO mengusulkan beberapa langkah strategis, di antaranya:
1. Mendorong Kesepakatan Bilateral dengan AS
APINDO menilai pentingnya kesepakatan bilateral untuk memastikan Indonesia mendapatkan akses pasar yang kompetitif dan saling menguntungkan.
“Kami yakin bahwa integrasi rantai pasok antara industri Indonesia dan AS perlu diperkuat, sehingga ekspor Indonesia dapat mendukung daya saing industri AS, bukan dianggap sebagai ancaman,” kata Shinta.
2. Evaluasi Penerapan Prinsip Resiprokal
APINDO mendorong pemerintah untuk meninjau kembali penerapan prinsip reciprocal secara menyeluruh.
2. Evaluasi Penerapan Prinsip Resiprokal
APINDO mendorong pemerintah untuk meninjau kembali penerapan prinsip reciprocal secara menyeluruh.
Ini termasuk mengevaluasi tarif serta hambatan non-tarif terhadap produk impor AS ke Indonesia guna menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam hubungan dagang kedua negara.
3. Diversifikasi Pasar Ekspor
Untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS, APINDO mendorong diversifikasi tujuan ekspor ke kawasan ASEAN, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika yang memiliki potensi besar sebagai pasar pengganti.
4. Maksimalisasi Perjanjian Dagang
Pemerintah didorong untuk memanfaatkan perjanjian perdagangan yang telah ada, seperti Free Trade Agreement (FTA) dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), serta mempercepat penyelesaian negosiasi perjanjian yang masih dalam proses, seperti Indonesia-EU CEPA (IEU-CEPA).
5. Revitalisasi Industri Padat Karya dan Deregulasi
APINDO menilai bahwa pemerintah perlu mendukung industri padat karya dan melakukan deregulasi untuk meningkatkan daya saing produk ekspor nasional.
3. Diversifikasi Pasar Ekspor
Untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS, APINDO mendorong diversifikasi tujuan ekspor ke kawasan ASEAN, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika yang memiliki potensi besar sebagai pasar pengganti.
4. Maksimalisasi Perjanjian Dagang
Pemerintah didorong untuk memanfaatkan perjanjian perdagangan yang telah ada, seperti Free Trade Agreement (FTA) dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), serta mempercepat penyelesaian negosiasi perjanjian yang masih dalam proses, seperti Indonesia-EU CEPA (IEU-CEPA).
5. Revitalisasi Industri Padat Karya dan Deregulasi
APINDO menilai bahwa pemerintah perlu mendukung industri padat karya dan melakukan deregulasi untuk meningkatkan daya saing produk ekspor nasional.
Kebijakan AS ini berpotensi menaikkan biaya produksi dan memengaruhi daya saing industri dalam negeri, terutama di sektor tekstil, alas kaki, furnitur, elektronik, batubara, olahan nikel, dan produk agribisnis.
Kolaborasi untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi
Shinta menegaskan bahwa dunia usaha berharap kolaborasi dengan pemerintah terus diperkuat guna menjaga stabilitas iklim usaha nasional di tengah ketidakpastian global.
Kolaborasi untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi
Shinta menegaskan bahwa dunia usaha berharap kolaborasi dengan pemerintah terus diperkuat guna menjaga stabilitas iklim usaha nasional di tengah ketidakpastian global.
“Ketahanan ekonomi hanya bisa terjaga jika respons terhadap tantangan eksternal dibangun secara kolektif, terukur, dan berbasis dialog erat antara pemerintah dan pelaku usaha,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan kepada pelaku usaha, APINDO menyediakan platform diskusi, sharing best practices, advokasi, serta pendampingan strategi bagi anggota dalam merespons kebijakan perdagangan AS.
Sebagai bentuk dukungan kepada pelaku usaha, APINDO menyediakan platform diskusi, sharing best practices, advokasi, serta pendampingan strategi bagi anggota dalam merespons kebijakan perdagangan AS.
Langkah ini diharapkan dapat membantu eksportir Indonesia tetap kompetitif di tengah perubahan kebijakan global yang dinamis.
(*)