Iklan

Thursday, May 15, 2025, May 15, 2025 WIB
Last Updated 2025-05-15T16:36:07Z
bekerja fokusEducationpengembangan diri

Multitasking vs. Pekerjaan Terfokus: Mana yang Lebih Baik?

ilustrasi-multitasking-oleh-pekerja


LANGGAMPOS.COM - Di era modern, multitasking sering dianggap sebagai kemampuan yang sangat berharga di tempat kerja. Kita sering kali merasa bangga bisa menyelesaikan banyak tugas sekaligus. 

Namun, penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa multitasking justru membuat pekerjaan kita akan lama dan serasa menumpuk. 

Mengenai masalah tersebut, artikel ini akan membahas tuntas perbandingan multitasking dengan melakukan pekerjaan secaara fokus lebih dalam. 

Mengapa Multitasking Tidak Efektif?

Pada hakikatnya, multitasking bukan tentang melakukan banyak pekerjaan sekaligus, melainkan beralih dari satu tugas ke tugas lain dengan cepat. 

Sehingga menyikapi proses berpindah pindah seperti ini, bagian kognitif otak kita dalam multitasking melibatkan dua tahapan utama: mengubah tujuan dan mengaktifkan aturan baru untuk setiap tugas yang dilakukan. 

Meskipun peralihan tugas ini terasa cepat, proses ini memerlukan energi mental yang cukup besar dan memengaruhi produktivitas.

Penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan terfokus membawa berbagai keuntungan signifikan, salah satunya adalah peningkatan produktivitas. 

Ketika kita memberikan perhatian penuh pada satu tugas, kita dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat dan menghasilkan output yang lebih berkualitas. 

Selain itu, pekerjaan terfokus juga membantu mengurangi tingkat stres, karena kita tidak perlu terjebak dalam kebingungan mengelola banyak tugas sekaligus, sehingga tekanan dari pekerjaan yang menumpuk dapat diminimalkan. 

Tak kalah penting, pekerjaan yang dilakukan dengan fokus dapat meningkatkan kreativitas, karena otak kita mampu lebih mudah menghasilkan ide-ide baru dan solusi inovatif ketika tidak terganggu oleh banyaknya distraksi.

Kapan Multitasking Bisa Diterima?

Meski pekerjaan terfokus terbukti lebih baik menurut penelitian, ada beberapa kondisi di mana multitasking bisa diterima, terutama untuk tugas yang sederhana dan rutin, seperti:

Menangani tugas yang membutuhkan sedikit pemikiran, misalnya menjawab email atau melakukan tugas administratif.

Melakukan kegiatan otomatis yang tidak membutuhkan perhatian penuh, seperti berjalan sambil mendengarkan podcast.

Strategi untuk Memaksimalkan Fokus

Untuk memaksimalkan efektivitas pekerjaan terfokus, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan. Salah satunya adalah dengan menjadwalkan waktu deep work, yakni waktu khusus untuk bekerja tanpa gangguan dari dunia luar. 

Hal ini memungkinkan kita untuk benar-benar terfokus pada tugas yang sedang dikerjakan tanpa interupsi. 

Selain itu, penting juga untuk membagi waktu kerja dalam blok 90 menit, di mana setelah periode tersebut kita mengambil istirahat singkat untuk menghindari kelelahan mental dan menjaga konsentrasi tetap optimal. 

Terakhir, mengontrol gangguan digital juga sangat krusial, salah satunya dengan mematikan notifikasi ponsel selama waktu fokus. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari distraksi dan lebih efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ada.

Kesimpulan

Penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan terfokus lebih unggul dibandingkan multitasking dalam menyelesaikan tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi mendalam. 

Meskipun multitasking bisa digunakan dalam beberapa kondisi, untuk hasil terbaik, kita sebaiknya lebih sering menerapkan teknik pekerjaan terfokus.

(*)
Advertisement
close