Iklan

Friday, May 9, 2025, May 09, 2025 WIB
Last Updated 2025-05-09T07:03:53Z
Islamikesantunansurah luqmantafsir alquran

Pesan Luqman Dalam Al Quran: Rahasia Kesantunan Dalam Berbicara dan Berjalan

nasihat-luqman-pada-anaknya-untuk-lembut-dalam-berjalan-dan-berbicara


Bayangkan seorang ayah yang duduk berhadapan dengan anaknya di sore hari yang tenang. Dengan suara lembut penuh kasih sayang, ia membagikan mutiara kebijaksanaan yang akan menjadi bekal hidup sang anak. 

Inilah gambaran indah Luqman Al-Hakim, sosok yang nasihatnya begitu berharga hingga diabadikan dalam kitab suci Al-Qur'an. 

Sentuhan Kasih dalam Setiap Langkah dan Kata 


Nasihat ini terukir indah dalam ayat yang begitu menyentuh hati: 

"Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (QS. Luqman: 19) 

Dua permata hikmah terselip dalam ayat ini: keindahan tawadhu' (rendah hati) saat melangkah dan kelembutan suara saat berbicara, dua hal sederhana namun mencerminkan kedalaman jiwa seseorang. 

Langkah yang Menawan Hati 


Pernahkah kita perhatikan bagaimana seseorang berjalan? Ada yang melangkah bagai melayang dengan angkuh, ada pula yang terseret malas tanpa semangat. Namun Luqman mengajarkan jalan tengah yang penuh kebijaksanaan. 

Ibnu Katsir, ulama besar penafsir Al-Qur'an, menjelaskan dengan indah: "Berjalanlah dengan pertengahan, tidak lamban seperti orang kehilangan semangat, juga tidak tergesa-gesa seperti orang yang dikejar waktu." Intinya, jadilah diri anda sendiri tanpa perlu berpura-pura atau mencari perhatian. 

Syaikh As-Sa'di menyentuh inti dari nasihat ini dengan ungkapan yang begitu bermakna: "Berjalanlah dengan tawadhu' dan ketenangan jiwa. Jauhkan hatimu dari kesombongan, juga dari kemalasan." 

Keindahan sikap rendah hati ini mendapat jaminan langsung dari Nabi Muhammad SAW dalam hadits yang menyejukkan: "Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu' karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya." (HR. Muslim no. 2588) 

Sungguh, orang yang berjalan dengan rendah hati seolah menaburkan parfum kebaikan di setiap langkahnya, dicintai manusia di dunia dan diangkat derajatnya oleh Allah di akhirat. 

Luqman tidak berhenti pada pelajaran tentang cara berjalan. Dengan penuh perhatian, ia juga menekankan pentingnya menjaga nada suara: "Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." 

Mengapa keledai? Ibnu Katsir memberikan penjelasan yang membuka mata hati: suara keras tanpa tujuan atau manfaat disamakan dengan suara keledai, suara yang tidak disukai oleh Allah Yang Maha Lembut. 

Syaikh As-Sa'di menambahkan nuansa mendalam: "Jika bersuara keras memiliki manfaat dan kebaikan, tentu Allah tidak akan menyamakannya dengan suara keledai." 

Betapa seringnya kita menyaksikan orang yang begitu mudah meninggikan suara, bahkan kepada orang tua mereka, tanpa menyadari bahwa sikap ini menunjukkan kekeringan adab dan kelembutan hati. 

Pelajaran dari Alam Semesta 


Bahkan kisah tentang hewan-hewan pun mengandung hikmah yang mendalam. Nabi Muhammad SAW mengajarkan: "Bila kamu mendengar ayam jantan berkokok, mintalah kepada Allah karunia-Nya karena ia melihat malaikat. Namun bila kamu mendengar keledai meringkik, berlindunglah kepada Allah dari setan karena ia melihat setan." (HR. Muslim no. 3303) 

Pesan tersiratnya jelas: suara yang merdu dan bermanfaat, seperti kokok ayam yang menandakan waktu shalat, membawa berkah. Sementara suara keras tanpa faedah hanya membawa keburukan. 

Sungguh, dalam nasihat Lukman yang sederhana ini terkandung rahasia sederhana untuk hidup bahagia, diantaranya yaitu berjalan dengan rendah hati, dan berbicara dengan lembut.

 
Advertisement
close