LANGGAMPOS.COM - Mengapa 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Pertanyaan ini sering muncul menjelang peringatan May Day yang jatuh setiap tanggal 1 Mei. Hari ini bukan hanya sekadar hari libur nasional di berbagai negara, tetapi juga merupakan simbol perlawanan dan perjuangan para buruh dalam menuntut hak-haknya yang lebih manusiawi.
Artikel ini akan mengulas lengkap sejarah Hari Buruh Internasional, alasan diperingatinya setiap 1 Mei, serta contoh tema Hari Buruh 2025 untuk keperluan edukasi, kampanye, hingga kegiatan serikat pekerja.
Asal Usul Hari Buruh Internasional 1 Mei
Sejarah Hari Buruh Internasional atau International Workers' Day berakar dari perjuangan buruh di Amerika Serikat pada abad ke-19.
Asal Usul Hari Buruh Internasional 1 Mei
Sejarah Hari Buruh Internasional atau International Workers' Day berakar dari perjuangan buruh di Amerika Serikat pada abad ke-19.
Mengutip Buku Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (2020) karya Muhammad Sadi dan Sobandi, perjuangan ini dimulai sejak tahun 1884. Kala itu, kondisi kerja para buruh sangat tidak manusiawi. Mereka dipaksa bekerja selama 18–20 jam per hari tanpa jaminan kesehatan maupun keselamatan kerja yang layak.
Tuntutan utama para buruh saat itu adalah penerapan jam kerja delapan jam per hari. Gerakan ini memuncak pada 1 Mei 1886, ketika sekitar 80.000 buruh di Amerika Serikat melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut pengurangan jam kerja.
Tuntutan utama para buruh saat itu adalah penerapan jam kerja delapan jam per hari. Gerakan ini memuncak pada 1 Mei 1886, ketika sekitar 80.000 buruh di Amerika Serikat melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut pengurangan jam kerja.
Aksi tersebut menyebar ke berbagai kota dan berlangsung hingga 4 Mei 1886. Dalam waktu singkat, lebih dari 70.000 pabrik tutup akibat aksi mogok kerja nasional.
Namun, perjuangan ini tidak berjalan tanpa perlawanan. Negara dan aparat keamanan saat itu menanggapi aksi damai tersebut dengan kekerasan. Ratusan buruh dilaporkan tewas akibat tindakan represif aparat. Kejadian berdarah ini dikenal dengan Insiden Haymarket di Chicago, yang kemudian menjadi simbol perjuangan kelas pekerja.
Penetapan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional
Peristiwa berdarah tersebut menggugah solidaritas buruh di seluruh dunia. Kemudian, pada 4 Juli 1889 bertepatan dengan peringatan 100 tahun Revolusi Prancis, Kongres Buruh Internasional atau Second International di Paris mengeluarkan sebuah resolusi penting.
Namun, perjuangan ini tidak berjalan tanpa perlawanan. Negara dan aparat keamanan saat itu menanggapi aksi damai tersebut dengan kekerasan. Ratusan buruh dilaporkan tewas akibat tindakan represif aparat. Kejadian berdarah ini dikenal dengan Insiden Haymarket di Chicago, yang kemudian menjadi simbol perjuangan kelas pekerja.
Penetapan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional
Peristiwa berdarah tersebut menggugah solidaritas buruh di seluruh dunia. Kemudian, pada 4 Juli 1889 bertepatan dengan peringatan 100 tahun Revolusi Prancis, Kongres Buruh Internasional atau Second International di Paris mengeluarkan sebuah resolusi penting.
Salah satu isi dari resolusi tersebut adalah menetapkan 1 Mei sebagai hari aksi internasional untuk menuntut delapan jam kerja sehari. Sejak saat itu, tanggal 1 Mei diperingati setiap tahun oleh serikat buruh di berbagai negara sebagai Hari Buruh Internasional (International Labour Day atau May Day).
Peringatan ini menjadi momentum bagi para pekerja untuk menyuarakan hak-haknya, menolak praktik eksploitasi, serta mendorong terciptanya sistem kerja yang adil dan beradab.
Hari Buruh di Indonesia: Libur Nasional dan Aksi Buruh
Di Indonesia, Hari Buruh Internasional baru ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2013 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2013 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hari Buruh di Indonesia: Libur Nasional dan Aksi Buruh
Di Indonesia, Hari Buruh Internasional baru ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2013 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2013 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebelumnya, peringatan 1 Mei di Indonesia lebih banyak digunakan oleh serikat buruh sebagai momentum demonstrasi dan kampanye hak-hak pekerja, meskipun belum menjadi hari libur resmi.
Untuk tahun 2025, Hari Buruh kembali ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri PAN-RB Nomor 1017, Nomor 2, dan Nomor 2 Tahun 2024.
Hari libur tersebut jatuh pada Kamis, 1 Mei 2025. Pada hari itu, diperkirakan akan ada berbagai kegiatan yang diadakan oleh serikat buruh di seluruh Indonesia. Mulai dari demonstrasi, long march, diskusi publik, bazar, hingga kegiatan sosial seperti doa bersama dan jalan sehat.
Contoh Tema Hari Buruh 2025
Dalam memperingati Hari Buruh Internasional, tema menjadi bagian penting untuk mengarahkan pesan dan fokus perjuangan.
Tema-tema ini biasanya menggambarkan kondisi terkini dunia kerja serta harapan buruh terhadap kebijakan pemerintah maupun perusahaan.
Untuk tahun 2025, dilansir dari Kompas.com, akan ada kegiatan besar di Lapangan Monas, Jakarta. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menyatakan bahwa sekitar 200.000 buruh akan hadir membawa tuntutan utama, yaitu penghapusan sistem outsourcing.
Sebagai referensi, berikut contoh tema Hari Buruh 2025 yang bisa digunakan untuk seminar, kampanye sosial, spanduk serikat buruh, atau kegiatan workshop:
Tema ini mencerminkan tiga tuntutan utama: jaminan kerja yang layak, penghapusan sistem kerja kontrak yang merugikan, serta keadilan sosial sebagai cita-cita perjuangan buruh Indonesia.
Peringatan Hari Buruh Internasional setiap 1 Mei bukan hanya sekadar hari libur, melainkan momen penting untuk mengingat perjuangan panjang para pekerja demi mendapatkan hak-hak dasar seperti jam kerja yang layak dan perlindungan sosial.
Untuk tahun 2025, dilansir dari Kompas.com, akan ada kegiatan besar di Lapangan Monas, Jakarta. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menyatakan bahwa sekitar 200.000 buruh akan hadir membawa tuntutan utama, yaitu penghapusan sistem outsourcing.
Sebagai referensi, berikut contoh tema Hari Buruh 2025 yang bisa digunakan untuk seminar, kampanye sosial, spanduk serikat buruh, atau kegiatan workshop:
- Kerja Layak untuk Semua: Tolak Outsourcing, Tegakkan Keadilan Sosial
- Buruh Sejahtera, Indonesia Maju: Wujudkan Upah dan Jaminan Sosial yang Adil
- 1 Mei, Suara Buruh: Hapus Sistem Kontrak, Ciptakan Pekerjaan Tetap dan Aman
- Bangkit Bersama Buruh: Kesejahteraan Pekerja adalah Kunci Pemulihan Ekonomi
- Stop Union Busting: Lindungi Hak Berserikat dan Bersuara Buruh Indonesia
- Kerja Manusiawi, Hidup Bermartabat: 8 Jam Kerja Adil, Tanpa Eksploitasi
- Dari Pabrik ke Parlemen: Buruh Berdaya, Negara Sejahtera
- Buruh Bukan Mesin: Hargai Keringat, Hentikan Kekerasan Struktural
- Regulasi Adil, Buruh Produktif: Satu Langkah untuk Negara Kuat
- Kerja Layak adalah Hak, Bukan Sekadar Janji
- Buruh Hebat, Bangsa Bermartabat: Ciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat dan Aman
- Pekerja Adalah Pahlawan Ekonomi: Wujudkan Keadilan di Dunia Kerja
- Digitalisasi Tanpa Eksploitasi: Lindungi Buruh Era Teknologi
- Generasi Muda Pekerja: Wujudkan Masa Depan Tanpa Upah Murah
- Solidaritas Buruh Tanpa Batas: Bersatu Lawan Ketidakadilan!
Tema ini mencerminkan tiga tuntutan utama: jaminan kerja yang layak, penghapusan sistem kerja kontrak yang merugikan, serta keadilan sosial sebagai cita-cita perjuangan buruh Indonesia.
Peringatan Hari Buruh Internasional setiap 1 Mei bukan hanya sekadar hari libur, melainkan momen penting untuk mengingat perjuangan panjang para pekerja demi mendapatkan hak-hak dasar seperti jam kerja yang layak dan perlindungan sosial.
Sejarahnya yang panjang dan penuh pengorbanan harus menjadi pengingat bagi semua pihak—pemerintah, pengusaha, dan masyarakat—untuk terus meningkatkan kesejahteraan buruh.
Dengan memahami sejarah Hari Buruh Internasional, kita bisa menghargai pentingnya solidaritas pekerja dan memperjuangkan hak-hak buruh yang adil.
Dengan memahami sejarah Hari Buruh Internasional, kita bisa menghargai pentingnya solidaritas pekerja dan memperjuangkan hak-hak buruh yang adil.
Jangan lupa, peringatan Hari Buruh 2025 bisa menjadi momentum refleksi dan penyatuan kekuatan demi kerja yang lebih manusiawi di masa depan.
(*)