langgampos.com - Memasuki usia ke-13 tahun, PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan kembali komitmennya sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional.
Perusahaan pelat merah ini terus memainkan peran strategis dalam mendukung produktivitas pertanian, sekaligus mendorong terwujudnya swasembada pangan yang menjadi prioritas utama pemerintah.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyampaikan apresiasinya terhadap kontribusi perusahaan selama lebih dari satu dekade.
Ia menekankan bahwa transformasi yang dilakukan Pupuk Indonesia bukan sekadar bertahan di industri pupuk, tetapi juga memperkuat sistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
“Selama 13 tahun, kami terus beradaptasi dan berkembang. Pupuk Indonesia hadir untuk menjaga produktivitas pertanian dan mewujudkan ekosistem pangan yang kokoh,” ujar Rahmad dalam keterangannya, Kamis (3/4/2025).
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pupuk Indonesia mengintegrasikan rantai pasok dari hulu ke hilir, mulai dari produksi hingga distribusi, dengan mengedepankan efisiensi, inovasi, dan transformasi digital.
Hasilnya, berbagai pencapaian strategis telah diraih, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga dampak sosial ekonomi.
Dalam satu dekade terakhir, perusahaan berhasil meningkatkan kapasitas produksi pupuk nasional secara signifikan.
Keberhasilan ini ditandai dengan pengoperasian Pabrik Amonia Urea II Petrokimia Gresik dan Pabrik Pupuk Kaltim V pada 2015, Pabrik NPK PIM pada 2023, serta Phonska V Petrokimia Gresik pada 2024.
Efisiensi energi pun terus ditingkatkan melalui modernisasi fasilitas produksi di anak-anak perusahaan.
Sementara dari sisi distribusi, Pupuk Indonesia mencatat pencapaian signifikan di kuartal I 2025 dengan menyalurkan 1,7 juta ton pupuk bersubsidi. Angka ini naik lebih dari 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini didorong oleh kebijakan percepatan distribusi dari pemerintah dan penggunaan platform digital i-Pubers, yang memudahkan petani mengakses pupuk hanya dengan KTP dan memungkinkan pelacakan distribusi secara real time.
Pupuk Indonesia juga mencatatkan kemajuan dalam restrukturisasi dan efisiensi bisnis, salah satunya lewat pemulihan kinerja PT Rekayasa Industri (Rekind) yang kini kembali mencetak laba bersih.
Tidak hanya fokus pada aspek produksi dan distribusi, Pupuk Indonesia juga aktif dalam pemberdayaan petani.
Melalui Program MAKMUR, perusahaan mengembangkan pendekatan agribisnis terintegrasi, mulai dari pendampingan intensif, penyediaan input berkualitas, hingga akses pembiayaan.
Hingga kuartal I 2025, program ini telah mencakup 151 ribu hektare lahan dan melibatkan 128 ribu petani di seluruh Indonesia.
“Kami percaya ketahanan pangan tidak cukup hanya dari ketersediaan pupuk. Pendampingan dan kolaborasi menjadi kunci. Program MAKMUR adalah bentuk gotong royong membangun pertanian yang tangguh,” ujar Rahmad.
Pencapaian lain yang turut memperkuat posisi Pupuk Indonesia di industri adalah pembangunan pabrik amonium nitrat sebagai bagian dari program hilirisasi dan pengembangan proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia.
Proyek ini menjadi simbol transisi menuju energi bersih yang mendukung keberlanjutan global.
Di akhir pernyataannya, Rahmad menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, petani, serta seluruh karyawan—yang telah menjadi bagian dari perjalanan perusahaan.
Ia menegaskan bahwa Pupuk Indonesia akan terus berinovasi dan memperkuat kolaborasi demi mendukung target besar pemerintah menuju swasembada pangan nasional.
“Dengan semangat yang tak pernah padam, kami siap melangkah lebih jauh. Kolaborasi dan inovasi akan terus menjadi bahan bakar utama kami dalam menghadirkan ketahanan pangan untuk Indonesia,” tutupnya.
Ia menekankan bahwa transformasi yang dilakukan Pupuk Indonesia bukan sekadar bertahan di industri pupuk, tetapi juga memperkuat sistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
“Selama 13 tahun, kami terus beradaptasi dan berkembang. Pupuk Indonesia hadir untuk menjaga produktivitas pertanian dan mewujudkan ekosistem pangan yang kokoh,” ujar Rahmad dalam keterangannya, Kamis (3/4/2025).
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pupuk Indonesia mengintegrasikan rantai pasok dari hulu ke hilir, mulai dari produksi hingga distribusi, dengan mengedepankan efisiensi, inovasi, dan transformasi digital.
Hasilnya, berbagai pencapaian strategis telah diraih, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga dampak sosial ekonomi.
Dalam satu dekade terakhir, perusahaan berhasil meningkatkan kapasitas produksi pupuk nasional secara signifikan.
Keberhasilan ini ditandai dengan pengoperasian Pabrik Amonia Urea II Petrokimia Gresik dan Pabrik Pupuk Kaltim V pada 2015, Pabrik NPK PIM pada 2023, serta Phonska V Petrokimia Gresik pada 2024.
Efisiensi energi pun terus ditingkatkan melalui modernisasi fasilitas produksi di anak-anak perusahaan.
Sementara dari sisi distribusi, Pupuk Indonesia mencatat pencapaian signifikan di kuartal I 2025 dengan menyalurkan 1,7 juta ton pupuk bersubsidi. Angka ini naik lebih dari 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini didorong oleh kebijakan percepatan distribusi dari pemerintah dan penggunaan platform digital i-Pubers, yang memudahkan petani mengakses pupuk hanya dengan KTP dan memungkinkan pelacakan distribusi secara real time.
Pupuk Indonesia juga mencatatkan kemajuan dalam restrukturisasi dan efisiensi bisnis, salah satunya lewat pemulihan kinerja PT Rekayasa Industri (Rekind) yang kini kembali mencetak laba bersih.
Tidak hanya fokus pada aspek produksi dan distribusi, Pupuk Indonesia juga aktif dalam pemberdayaan petani.
Melalui Program MAKMUR, perusahaan mengembangkan pendekatan agribisnis terintegrasi, mulai dari pendampingan intensif, penyediaan input berkualitas, hingga akses pembiayaan.
Hingga kuartal I 2025, program ini telah mencakup 151 ribu hektare lahan dan melibatkan 128 ribu petani di seluruh Indonesia.
“Kami percaya ketahanan pangan tidak cukup hanya dari ketersediaan pupuk. Pendampingan dan kolaborasi menjadi kunci. Program MAKMUR adalah bentuk gotong royong membangun pertanian yang tangguh,” ujar Rahmad.
Pencapaian lain yang turut memperkuat posisi Pupuk Indonesia di industri adalah pembangunan pabrik amonium nitrat sebagai bagian dari program hilirisasi dan pengembangan proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia.
Proyek ini menjadi simbol transisi menuju energi bersih yang mendukung keberlanjutan global.
Di akhir pernyataannya, Rahmad menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, petani, serta seluruh karyawan—yang telah menjadi bagian dari perjalanan perusahaan.
Ia menegaskan bahwa Pupuk Indonesia akan terus berinovasi dan memperkuat kolaborasi demi mendukung target besar pemerintah menuju swasembada pangan nasional.
“Dengan semangat yang tak pernah padam, kami siap melangkah lebih jauh. Kolaborasi dan inovasi akan terus menjadi bahan bakar utama kami dalam menghadirkan ketahanan pangan untuk Indonesia,” tutupnya.
(*)