LANGGAMPOS.COM - Hari Buruh 2025 menjadi momen bersejarah. Untuk pertama kalinya dalam 60 tahun terakhir, Presiden Republik Indonesia hadir langsung dalam perayaan May Day di Monas. Prabowo Subianto tidak hanya datang, tapi juga bicara tegas dan menyampaikan sederet komitmen kepada para buruh.
Dalam pidato yang disambut meriah ribuan pekerja, Prabowo menyampaikan janji-janji yang kalau benar ditepati, ini bisa mengubah wajah ketenagakerjaan di Indonesia.
Berikut adalah 9 poin utama yang disampaikan Prabowo dalam orasinya:
1. Hapus Kemiskinan, Negara Harus Hadir
Prabowo memulai pidatonya dengan janji besar: memberantas kemiskinan.
“Pemerintah yang saya pimpin akan berjuang menghapus kemiskinan dari bumi Indonesia. Tidak boleh ada anak-anak Indonesia yang kelaparan. Tidak boleh ada anak-anak Indonesia yang tidak bisa sekolah karena tidak ada ongkos. Tidak boleh ada rakyat Indonesia yang tidak mendapat pengobatan yang layak karena tidak punya uang. Negara harus hadir. Negara tidak boleh lemah.”
Sambutan massa langsung menggelegar. Ini janji dasar, tapi paling ditunggu-tunggu.
2. Dukung RUU Perampasan Aset: Lawan Koruptor
Tanpa basa-basi, Prabowo menyuarakan dukungan terhadap RUU Perampasan Aset untuk menindak koruptor:
“Saya mendukung Undang-Undang Perampasan Aset. Enak aja udah korupsi enggak mau kembalikan aset. Kita harus tegas. Negara tidak boleh lemah terhadap maling-maling uang rakyat.”
Nada bicaranya keras. Para buruh merespons dengan tepuk tangan panjang.
3. Satgas PHK: Stop PHK Semena-mena
Menjawab kekhawatiran soal PHK sepihak, Prabowo mengumumkan pembentukan Satgas PHK:
“Atas saran dari para pemimpin buruh, kita akan segera membentuk Satgas PHK. Kita tidak akan membiarkan rakyat kita di-PHK seenaknya. PHK harus adil dan sesuai hukum.”
Langkah ini disambut baik, apalagi di tengah ketidakpastian ekonomi.
4. Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional
Prabowo mengusulkan pembentukan lembaga khusus untuk menampung suara buruh secara formal:
“Saya ingin memberi hadiah kepada kalian para buruh. Saya akan segera membentuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional. Anggotanya para wakil buruh dari seluruh Indonesia yang akan beri masukan dan rekomendasi untuk kebijakan ketenagakerjaan kita.”
5. Outsourcing Dikaji Ulang, Tapi Harus Realistis
Terkait sistem outsourcing, Prabowo tidak langsung menghapusnya, tapi menjanjikan kajian serius:
“Kalau memang sangat memberatkan buruh, kalau memang tidak adil, kita akan pelajari. Tapi saya juga harus menjaga iklim investasi. Kalau mereka tidak investasi, tidak ada pabrik. Kalau tidak ada pabrik, kalian tidak bisa bekerja. Kita cari jalan tengah.”
Pesan ini realistis: hati-hati tapi terbuka untuk perubahan.
6. RUU PPRT: Target Selesai 3 Bulan
RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga akan dibahas mulai minggu depan dan ditargetkan rampung dalam tiga bulan.
“Saya sudah perintahkan mulai minggu depan kita bahas RUU PPRT. Saya minta dalam waktu maksimal tiga bulan, ini harus selesai. Kita tidak boleh biarkan mereka terus-menerus tidak dilindungi hukum.”
7. Perlindungan untuk Pekerja Laut dan Perikanan
Pekerja sektor kelautan juga masuk radar:
“Pekerja di laut, di industri perikanan, perkapalan, mereka juga manusia Indonesia. Kita harus jaga mereka. Saya akan dorong agar ada UU khusus untuk lindungi mereka.”
8. Dialog Buruh dan Pengusaha di Istana Bogor
Untuk membangun relasi yang sehat antara buruh dan pengusaha, Prabowo akan mengundang 160 perwakilan buruh dan 160 pimpinan perusahaan:
“Saya ingin 160 perwakilan buruh dan 160 pengusaha duduk bareng di Istana Bogor. Kita bicara langsung, kita cari solusi bersama. Kita harus jadi bangsa yang kompak.”
9. Marsinah untuk Pahlawan Nasional
Prabowo menyatakan dukungan agar Marsinah, seorang aktivis buruh yang tewas tahun 1993 untuk diberi gelar Pahlawan Nasional:
“Kalau pimpinannya memang mewakili buruh, saya setuju. Kita dukung Marsinah jadi Pahlawan Nasional.”
Kehadiran langsung Presiden Prabowo di Hari Buruh 2025 bukan cuma formalitas. Ia datang, bicara, dan menyampaikan banyak janji yang sangat spesifik. Mulai dari kemiskinan, hukum, PHK, sampai perlindungan pekerja rumah tangga.
Sekarang tinggal satu hal: ditagih. Para buruh jelas akan mengingat semua kata-kata ini. Tahun depan, mereka akan kembali menagih.
(*)